Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia pergi ke Batam pada akhir pekan lalu usai diperintahkan Presiden Joko Widodo membereskan konflik pengembangan proyek Rempang Eco City.
Ia mengadakan Rapat Koordinasi Percepatan Pengembangan Investasi Ramah Lingkungan di Kawasan Pulau Rempang bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi Tjahjanto dan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian pada Minggu (17/9). Ada juga wakapolri, gubernur Kepulauan Riau, hingga wali kota sekaligus kepala BP Batam yang hadir dalam rapat tersebut.
Bahlil menyebut 17 ribu hektare lahan di Pulau Rempang akan dijadikan kawasan industri, perdagangan, hunian, dan pariwisata yang terintegrasi. Pada tahap awal, sudah masuk investasi perusahaan China Xinyi Group senilai Rp175 triliun untuk membangun pabrik kaca dan solar panel terbesar kedua setelah Tiongkok.
Khusus untuk pembangunan tahap pertama, ia mengatakan butuh lahan setidaknya 2.000 hektare hingga 2.500 hektare. Bahlil merinci akan ada 700 kepala keluarga (KK) terdampak dari awal proyek ini.
Berikut sederet langkah Bahlil Cs dalam kunjungannya ke Rempang, Batam:
1. Tawarkan Ganti Rugi
Bahlil mengatakan pemerintah sudah menyiapkan rumah untuk 700 KK terdampak, di mana akan dibangun dalam 6 bulan-7 bulan. Sembari menunggu waktu konstruksi, ia menyebut warga akan diberikan fasilitas uang dan tempat tinggal sementara.
“Pertama, pemerintah telah menyiapkan tanah seluas 500 meter persegi per KK. Kedua, rumah dengan tipe 45 yang nilainya kurang lebih sekitar Rp120 juta. Ketiga, uang tunggu transisi sampai dengan rumahnya jadi, per orang Rp1,2 juta dan biaya sewa rumah Rp1,2 juta,” jelas Bahlil dalam keterangan resmi.
Namun, bagi warga terdampak yang harga rumahnya di atas Rp120 juta bakal mendapatkan ganti rugi sesuai taksiran Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). Bahlil berjanji warga akan mendapatkan uang lebih tersebut.
“Kalau katakanlah hasil penilaiannya benar Rp500 juta, maka Rp120 juta ini dibiayai langsung dan ditambah lagi dengan Rp380 juta sehingga menjadi Rp500 juta. Jadi yang berlebih itu pasti dibayarkan sesuai dengan aturan yang ada,” janjinya.
2. Beri Sertifikat Warga 16 Kampung Tua Rempang
Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto yang ikut bersama Bahlil berjanji memberikan sertifikat hak milik (SHM) kepada warga 16 kampung tua di Rempang yang bersedia direlokasi.
“ATR/BPN ingin langsung menyerahkan sertifikat. Jadi ketika sudah ditentukan di 16 titik, kita ingin menyerahkan sertifikat, sambil melakukan proses pembangunan dan diawasi oleh pemilik,” kata Hadi di Batam, Kepulauan Riau.
“Kami juga sudah sampaikan bahwa sertifikat itu agar disamakan dengan sertifikat 37 kampung tua yang sudah diserahkan. Itu adalah dengan status SHM yang tidak boleh dijual, harus dimiliki oleh masyarakat yang terdampak tersebut,” imbuhnya.
3. Janji Lakukan Pendekatan Lembut ke Warga Rempang
Bahlil menegaskan pemerintah bakal tetap mempercepat pembangunan Rempang Eco City di tengah konflik warga dengan aparat. Namun, ia berjanji akan menggunakan cara-cara yang lebih humanis dalam menghadapi masyarakat Pulau Rempang yang kudu direlokasi imbas proyek strategis nasional (PSN) ini.
“Proses penanganan Rempang harus dilakukan dengan cara-cara yang soft, yang baik,” tegas Bahlil.
“Kita tetap memberikan penghargaan kepada masyarakat yang memang sudah secara turun-temurun berada di sana. Kita harus berkomunikasi dengan baik, sebagaimana layaknya lah. Kita ini kan sama-sama orang kampung. Jadi kita harus bicarakan,” sambungnya.
Meski ada penolakan yang berujung konflik, Bahlil mengklaim masyarakat akan rugi jika investasi di Rempang Eco City batal. Ia pun menyinggung soal investor yang tak akan sudi menunggu lama gerak Pemerintah Indonesia.
“Ini kita ingin merebut investasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan. Kalau kita tunggu terlalu lama, emang dia (investor) mau tunggu kita? Kita butuh mereka, tapi juga kita harus hargai yang di dalam,” tuturnya.
“Ini investasinya total Rp300 triliun lebih, tahap pertama itu Rp175 triliun. Kalau ini lepas, itu berarti potensi pendapatan asli daerah (PAD) dan penciptaan lapangan pekerjaan untuk saudara-saudara kita di sini itu akan hilang,” tandas Bahlil.
4. Datangi Rumah Warga Rempang
Selain melakukan rapat koordinasi dengan para pejabat setempat, Bahlil mengunjungi rumah Gerisman Ahmad pada Senin (18/9). Gerisman adalah warga Kelurahan Rempang Cate yang merupakan Koordinator Umum Kekerabatan Masyarakat Adat Tempatan (Keramat) Rempang-Galang.
Di sana, Bahlil menjelaskan soal mengapa harus ada relokasi imbas masuknya investasi asing. Ia juga menuturkan hal yang sama kepada ratusan warga Rempang yang menunggu di luar rumah Gerisman.
“Bapak/Ibu semua tahu bahwa tidak ada negara manapun, provinsi manapun, pemerintah daerah kota/kabupaten manapun yang maju hanya karena dibiayai lewat APBD. Tidak ada. Kita perlu investasi untuk menggerakkan perekonomian sebuah daerah dan memberikan lapangan pekerjaan,” jelas Bahlil kepada para warga.
“Saya dengar masukan kalian, yakin kalau memang kita lakukan untuk kebaikan. Dan kita masih dalam perkampungan di Rempang, selama tidak mengganggu masterplan yang ada sekarang, maka kita akan bahas sama-sama,” imbuhnya.
5. Beri Perlakuan Khusus untuk Warga Asli Rempang
Bahlil paham ada warga Rempang yang enggan direlokasi ke Pulau Galang, Batam. Oleh karena itu, ia mengklaim akan mengusahakan aspirasi masyarakat agar pindah tetap di area Pulau Rempang.
Di lain sisi, ia menegaskan pemerintah akan memperhatikan hak kesulungan, yakni hak atau warisan yang diteruskan kepada seseorang dalam sebuah keluarga.
“Saya sudah punya data dari teman-teman yang melakukan pendataan. Kami tidak mungkin menzalimi hak kesulungan daripada saudara-saudara saya yang sudah ada di sini secara turun-temurun. Hak-haknya kita harus perhatikan dengan baik, caranya pun kita harus perhatikan dengan baik,” janji Bahlil.
“Tetapi, kalau ada saudara-saudara saya yang juga datang (pendatang), mohon maaf yang baru itu perlakuannya beda dengan saudara-saudara kita yang sudah secara turun-temurun di wilayah Rempang ini,” sambungnya. 6. Beri Motivasi Anak-anak
Selain bertemu warga di sekitar rumah Gerisman Ahmad, Bahlil menyambangi anggota organisasi mahasiswa dan kelompok masyarakat, salah satunya Aliansi Pemuda Melayu.
Ia juga mengunjungi dua sekolah di Rempang, yaitu SD Negeri 024 Galang dan SMP Negeri 22 Batam yang terletak di Kelurahan Rempang Cate, Pulau Rempang.
Bahlil memberikan motivasi kepada anak-anak sekolah tersebut yang sempat terdampak bentrokan antara aparat dan warga kampung adat di Rempang pada Jumat (7/9).
Ia berpesan kepada anak-anak SD dan SMP tersebut agar tetap bersekolah demi masa depan dan agar bisa membangun wilayah tersebut. (nar)