Magetan – Ancaman kasus terorisme jelang pemilihan umum (Pemilu) 2025 masih ada. Itu berdasar deteksi dini yang dilakukan polri baru-baru ini. Polri juga telah mengamankan 57 orang terkait terorisme yang tersebar di Indonesia. Hal itu pula yang membuat Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta Kasatwil Polri untuk waspada. Potensi kerawanan pun dipetakan Polri mulai dari proses hingga akhir berjalannya proses pemilu 2025.
Hal itu pun mendapat dukungan dari berbagai tokoh masyarakat, termasuk Magetan. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Magetan KH. Ahmad Fathoni menyatakan dukungannya terhadap hal tersebut.Menurut Ahmad Fathoni, peringatan tersebut merupakan hal yang wajar. Apalagi, kata dia, salah satu tugas polri yakni memberikan rasa aman dan nyaman di masyarakat. ‘’Termasuk dalam proses pesta demokrasi tahun depan (2025, red), polri wajib menjamin keamanan dalam negeri,’’ kata KH Ahmad Fathoni, Sabtu (4/11/2023).
Menurutnya, Kapolri merupakan pimpinan tertinggi yang wajib memberikan warning bukan hanya untuk internal kepolisian. Tetapi juga terhadap masyarakat seluruh Indonesia. Agar lebih waspada terhadap bahaya terorisme. ‘’Pernyataan kapolri itu rasional, sebab memang itu tugas keamanan Negara,’’ bebernya.
KH Ahmad Fathoni menilai, hal tersebut menjadi salah satu cara mewaspadai penyebaran terorisme di Indonesia. ‘’Juga sebagai langkah awal mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, khusunya teroris,’’ tegasnya.
Senada dengan KH Ahmad Fathoni, Agus Habib Mustofa juga setuju dan mendukung arahan Kapolri Jenderal Listyo yang meminta jajarannya meningkatkan kewaspadaan terhadap sel tidur terorisme.
Dia meminta aparat penegak keamanan dalam hal ini pihak kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap segala jenis potensi konflik yang mungkin terjadi. ‘’Namun dengan tetap mengedepankan pendekatan persuasif,’’ bebernya.
Gus toev –sapaannya- juga mengimbau dalam situasi yang berkembang ini agar tak ada pihak yang mengambil kesempatan berbuat buruk karena jangan sampai konflik yang terjadi berpindah ke negara Indonesia. “Saya berharap tidak ada yang memancing di air keruh. Jangan sampai memindahkan konflik ke negeri kita sendiri, cukup kita dukung penuh upaya pemerintah melalui jalur diplomatik dan bantuan kemanusiaan karena kita meyakini seluruh masyarakat mendukung penuh kemerdekaan Palestina. Di sisi lain sel-sel terorisme tak boleh tumbuh di RI karena belajar dari pengalaman kita bahwa terkadang ada pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi untuk menghidupkan sel-sel terorisme,” ujarnya. (nar)