• Home  
  • Kenapa Iran Selalu Dituding Barat Ikut-ikutan Perang Hamas vs Israel?
- Internasional

Kenapa Iran Selalu Dituding Barat Ikut-ikutan Perang Hamas vs Israel?

Sejak perang Hamas Palestina dan Israel pecah 7 Oktober lalu, Iran selalu dituding ikut berperan dalam setiap serangan yang dilancarkan milisi yang mengontrol Jalur Gaza tersebut. Negara-negara Barat terutama Amerika Serikat berulang kali melontarkan kecurigaan bahwa Iran mendalangi serbuan Hamas ke sejumlah kota Israel. Namun, Washington mengaku tak punya informasi spesifik yang menguatkan dugaan mereka ini. Iran sendiri […]

Sejak perang Hamas Palestina dan Israel pecah 7 Oktober lalu, Iran selalu dituding ikut berperan dalam setiap serangan yang dilancarkan milisi yang mengontrol Jalur Gaza tersebut.

Negara-negara Barat terutama Amerika Serikat berulang kali melontarkan kecurigaan bahwa Iran mendalangi serbuan Hamas ke sejumlah kota Israel. Namun, Washington mengaku tak punya informasi spesifik yang menguatkan dugaan mereka ini.

Iran sendiri selalu membantah terlibat dalam serangan Hamas. Hamas juga tak pernah mengakui bahwa Iran membantu mereka kala menyerang Negeri Zionis.

Lantas kenapa Iran selalu dituding Barat ikut campur dalam perang Hamas vs Israel?

Selama ini, Iran diyakini menjadi salah satu sponsor utama milisi bersenjata di sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Hamas. Barat meyakini Iran memberikan bantuan keuangan, pelatihan, hingga persenjataan dalam jumlah besar, termasuk roket, kepada Hamas.

Dikutip dari BBC, bertahun-tahun Israel mencoba mengganggu jalur pasokan Iran ke Gaza, yang melibatkan Sudan, Yaman, kapal-kapal di Laut Merah, serta penyelundup di Semenanjung Sinai.

Sebagai salah satu musuh Israel yang paling keras kepala, Iran jelas mempunyai kepentingan untuk melihat Negeri Zionis menderita.

“Menurut saya, tidak berlebihan jika berasumsi bahwa Iran terlibat,” kata Haim Tomer, mantan perwira senior di badan intelijen luar negeri Israel, Mossad, kepada BBC.

“Ini adalah respons Iran terhadap laporan bahwa perjanjian damai akan terjadi antara Israel dan Arab Saudi,” lanjut dia.

Saat Hamas menyerang Israel 7 Oktober lalu, para pejabat Iran juga memuji Hamas dengan menyebut serangan mereka sebagai “operasi yang membanggakan.”

Jenderal senior di Korps Garda Revolusi Islam, Yahya Rahim Safavi, mengatakan bahwa pihaknya “mendukung operasi [Hamas] ini, dan kami yakin Front Perlawanan juga mendukung masalah ini.”

Front Perlawanan ini mencakup organisasi-organisasi milisi bersenjata di Timur Tengah yang diyakini didukung Iran seperti Hamas di Palestina, Hizbullah di Lebanon, serta berbagai milisi di Irak dan Suriah, dan milisi Houthi di Yaman.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanani juga melayangkan puji-pujian atas serangan Hamas.

“Operasi hari ini menandai lembaran baru dalam bidang perlawanan dan operasi bersenjata melawan penjajah. Perlawanan sejauh ini telah mencapai kemenangan gemilang dalam operasi ini, dan ini merupakan titik terang dalam sejarah perjuangan rakyat Palestina melawan Zionis,” ucap Kanani, seperti dikutip Times of Israel.

Pujian-pujian Iran itu jelas membuat dunia semakin mencurigai peran Iran dalam konflik Hamas-Israel. Meski begitu, Iran dengan cepat membantah keras bahwa pihaknya ikut campur dalam pertikaian tersebut.

Duta Besar Israel untuk AS, Michael Herzog, sementara itu mengatakan kepada CBS News bahwa hubungan erat Iran dan Hamas membuat negaranya maupun pihak-pihak luar mencurigai adanya “tangan Iran di belakang layar.”

“Hamas dan Iran memiliki ikatan yang erat. Iran memberikan dukungan material, pendanaan [dan] senjata kepada Hamas,” katanya, seperti dikutip Deutsche Welle.

Selain itu, pertemuan pemimpin Teheran dan Hamas di Suriah dan Lebanon beberapa pekan sebelum serangan juga makin menguatkan dugaan keterlibatan Iran dalam perang Hamas-Israel.

“Sangat mudah untuk memahami bahwa mereka mencoba untuk mengoordinasikan militer, tentara teror, teroris, proksi Iran di wilayah kami. Mereka mencoba untuk berkoordinasi sebanyak mungkin dengan Iran karena, untuk jangka panjang, tujuannya adalah mencoba menghancurkan Israel dengan payung nuklir yang diberikan Iran kepada mereka,” kata Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan.

Selain dengan Hamas, Iran juga berhubungan dekat dengan milisi-milisi lain di Lebanon dan Suriah.

Saat perang Hamas dan Israel meletus, milisi di kedua negara ini ikut menggempur Israel di perbatasan masing-masing.

Menurut kepala program Iran di Institute for National Security Studies (INSS) di Tel Aviv, Sima Shine, kebencian kelompok-kelompok ini dengan Israel mendekatan mereka dengan Iran. Karenanya, Iran tak mungkin tak terlibat dalam konflik panas di Timur Tengah saat ini.

Kendati begitu, intelijen AS menilai Teheran tidak terlibat langsung dalam perencanaan serangan, sumber daya, ataupun soal pemberian lampu hijau, demikian dilaporkan CNN.

Senada, Tomer juga meragukan bahwa Iran merupakan pihak yang memerintahkan serangan pada 7 Oktober lalu. Tomer mengatakan Iran memang merupakan penyedia senjata nomor satu Hamas dan “dan mereka melatih peralatan tersebut di Suriah dan bahkan, kabarnya, di Iran.”

Namun, menurutnya, Iran tak sepenuhnya terlibat dalam perencanaan serangan Hamas.

“Iran menopang dan mendukung setiap aspek logistik dan militer, namun menurut saya keputusan tersebut setidaknya 75% merupakan keputusan independen dari kepemimpinan Hamas,” ujarnya.

Pakar Iran di Universitas Tel Aviv, Raz Zimmt, juga menilai keputusan Hamas meluncurkan serangan itu diambil oleh milisi itu sendiri “berdasarkan kepentingannya sendiri, yang sejalan dengan realitas Palestina.”

“Apakah Hamas menggunakan bantuan Iran? Tentu saja ya. Apakah Iran mempunyai kepentingan dalam tindakan ini? Ya. Apakah Hamas memerlukan izin Iran untuk beroperasi? Tidak,” tutur dia. (nar)

Leave a comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *