MAGETAN – Begitu menjunjung tingginya rasa cinta dan rasa memilik terhadap budaya warisan leluhur, Bupati Magetan Suprawoto setelah menghadiri acara kedinasan di Jakarta langsung menuju Dapur Lintang Jl. Samudra untuk mengisi acara diskusi reguler Andum Warisan dengan tema “Ana Biyen Ana Sakiki” (Jalan Panjang Merawat Kebaikan) bersama saudara Gito Sosrosasmito. Dimana acara ini digagas oleh Diana Sasa Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur, acara dilaksanakan setiap 35 hari sekali atau dalam bahasa Jawa selapan dina, hari ini masuk pada sesi ke- 8.
Bupati Magetan Suprawoto saat menyampaikan pengalaman empiris dalam meneruskan nilai kebaikan berbasis kebudayaan Jawa terhadap putra-putrinya tidak lepas dari latarbelakang dimasa kecilnya yaitu transformasi nilai dari orang tua yang sudah terbiasa hidup sederhana, mengajari nilai-nilai positif dari kearifan lokal serta cerita orang tua melalui kisah dongeng.
Dijelaskan dalam sesi diskusi itu bahwa, masyarakat Jawa merupakan masyarakat yang memiliki cara hidup tersendiri, cara hidup tersebut disebut kearifan lokal, Bupati Suprawoto menyampaikan, kenapa orang Jawa dahulu transenden (cara berfikir tentang hal-hal melampaui apa yang terlihat di alam semesta) mereka selalu meminta kepada sang pencipta, karena orang jaman dulu ketika apa yang ia kerjakan hasilnya belum pasti maka ia memohon kepada sang pencipta dengan melakukan kegiatan ritual adat.
Menurut Bupati Magetan, banyak hal yang menjadi pelajaran dari kearifan lokal yang diturunkan oleh nenek moyang, mengapa leluhur kita melarang kita untuk tidak menginjak gabah saat dipanen, kenapa makan nasi harus dihabiskan, mengapa ketika melahirkan seorang anak harus ditandai dengan menanam pohon, itu tak lain karena nilai rasa menghargai atas kerja keras, nilai berhemat dan nilai tanggung jawab serta nilai rasa cinta terhadap alam semesta.(nar)